1.06.2011

judul 2

Penatnya tugas dan kesibukan kampus tak jua kunjung usai,
Lelah terkadang,
namun wujudmu yang tiba mampu menyegarkan ruh ku
Ketika aku tak mampu menemukan jawaban itu,

kamu hey kamu yang ada di ujung sana,
hey kamu yang berpakaian seadanya
dengan wajah yang tanpa rupa dunia
dengan luka-luka bekas cerita masa remaja
dalam sekejap mampu memuaskan jiwa

sejenak takjub, lalu kembali buntu
sejak lahirkah aku ditakdirkan untuk mengagumimu
bahkan sejak aku belum bertemu denganmu
hadirmu itu dapat kurasa bermil-mil jauhnya

Ini bukan puisi cinta, bukan pula tentang romantisme jiwa muda
Kadang aku nyaris tak habis pikir,
bagaimana bisa sebuah pesan pendek sang pujaan hati
mampu menyuntikkan beribu-ribu spirit untuk merangkai sebuah paper nan apik?


Sebuah tempat,
kala minggu tenang, 5 Januari 2011
-nta-

judul

Sampai kapan kita akan terus berseteru, sayangku...

Adakah waktu kita habiskan untuk berdamai

Lelah aku dengan dentuman bom amarahmu

Yang meledak-ledak tak henti di pikiranku

Sisa-sisanya merobek dan mengoyak batin

Buang bara itu jauh,

Lepaskan...

Lantas kau akan sakit..

Sayangku.....

Kita memang begitu berbeda dalam segalanya

Sebab itulah kita dijadikanNya bersama.