11.09.2010

Story - 01



Aku telah mencapai pada satu hari yang sudah lama ku ketahui.
Pagi yang menjelangku cerah, berubah kelu.
Penggalan lalu yang sarat akan misteri,
tak pernah aku takut menghadapinya.
Hingga kegelisahan yang mencekam,
menjadi momok mengerikan bagi malamku.
Kegelisahan akan penggalan-penggalan lalu...
Tak akan pernah menjadi gambaran apik yang terukir dalam sebuah kisah.

Dingin udara pagi menyisir lembut rambut-rambut tipis yang menghiasi lenganku, ketika ku bergayut lemah di punggungmu.
Tak ada rasa lain kecuali, bahagia.
Tak ada kekhawatiran lainnya, kecuali
khawatir tak dapat lagi berada di bawah langit ini bersama.
Membayangkan ketika sisa usia ini kuhabiskan untukmu,
denganmu.
Tak ada jumpa yang abadi,
Karena akhirnya waktu yang akan menjawab entah kini atau kemudian hari.
Aku menjadi seolah tak mengenali diriku sendiri secara utuh setelah harapanku dihempas angin.
Bukankah setiap orang tak pernah yakin tentang dirinya ?
sebagian fisika berbicara, bahwa refleksi kaca dua dimensi memiliki keterbatasan informasi,
sebagian karena terlalu narsis memuji diri sendiri, dan sebagian lagi karena tak mampu menerima kenyataan bahwa diri kita tak jauh lebih baik dari apa yang selama ini kita pikirkan.
Hidup tak ada yang selamanya bahagia, karena hidup adalah penderitaan, begitu kata Budha.

No comments:

Post a Comment